Minggu, 17 Mei 2015

Coban Lawe Pudak Ponorogo



Ponorogo begitu banyak menyimpan potensi alam yang sangat luar biasa, khususnya di daerah timur dari arah kota yang meliputi Kecamatan Ngebel, Kecamatan Pulung, Kecamatan Pudak dan Kecamatan Sooko. Potensi alam tersebut jika “disentuh” oleh pemerintah akan menambah pemasukan untuk pemkab dan juga memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat setempat.
Kali ini saya akan mencoba memberikan sedikit gambaran potensi alam yang berada di Kecamatan Pudak. Kecamatan Pudak adalah Kecamatan yang berada sekitar 30 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Ponorogo. Kecamatan Pudak berada di lereng Gunung Wilis Selatan dan memiliki hawa yang sangat sejuk. Potensi alam yang dimiliki dan bisa dikembangkan sangat banyak, antara lain agro wisata perkebunan sayur, Wisata Tanah Goyang, Puncak Kayangan dan yang terbaru adalah Potensi Wisata air terjun.
Kecamatan Pudak yang berada di wilayah pegunungan memiliki aliran sungai yang sangat jernih, aliran sungai yang turun langsung melalui perbukitan dari lereng Gunung Wilis membentuk air terjun. Di Kecamatan Pudak ada beberapa air terjun yang belum tersentuh dan mendapat perhatian. Air terjun yang dalam istilah masyarakat sekitar disebut dengan Coban. Di Desa Krisik Kecamatan Pudak terdapat beberapa coban yang saat ini mulai dibuka untuk umum. Coban-coban tersebut berada di wilayah hutan milik perhutani yang berada di lereng Gunung Wilis. Diantara air terjun itu salah satunya bernama Coban Lawe. Di komplek Coban Lawe ini masih ada dua lagi air terjun.
Dan berikut ini adalah gambaran salah satu coban (air terjun) yang ada di Pudak, yaitu COBAN LAWE.
AKSES MENUJU COBAN LAWE
Coban Lawe bisa diakses melalui dua jalur, yaitu jalur Pulung-Pudak dan jalur Sooko-Pudak. Jalur Pulung-Pudak bisa diakses dari Perempatan Pasar Pulung lurus langsung menuju Kecamatan Pudak. Dalam perjalanan Pulung-Pudak anda akan disuguhi hamparan pemandangan alam yang menakjubkan yang tersaji dilembah-lembah di bawah jalan menuju Pudak. Sebagai ancer-ancer (jawa) untuk menuju ke air terjun, sesampainya di wilayah Pudak di sebelah kanan jalan ada SMPN 1 Pudak, sekitar 100 meter dari SMPN 1 pudak ada kantor Desa Krisik, di depan kantor di seberang jalan ada pertigaan kecil yang belum diaspal (saat ini). Dari pertigaan tersebut Coban Lawe masih sekitar 1 km.
Jika ditempuh melalui jalur Sooko-Pudak bisa diakses dari perempatan pasar Pulung belok kanan menuju arah ke Kecamatan Sooko, kemudian ikuti jalur menuju Kecamatan Pudak dan kemudian menuju ke Kantor Desa Krisik.  Jika melewati jalur Sooko-Pudak ini nanti akan ada alternatif tempat wisata  yang bisa dikunjungi yang berada di Kecamatan Sooko, diantaranya Air Terjun Pletuk, Goa Maria Fatma, Bukit Mayong, Gunung Bedes, hamparan sawah yang indah, sentra susu perah, perkebunan buah naga dan juga sentra perikanan.  Dijalur ini pula akan melewati jalan di bawah rindangnya hutan pohon jati, dan jangan lupa mampir di Warung Mbok Som yang berada di tengah-tengah hutan dengan menu spesialnya Jadah Ketan Abang yang bisa dinikmati sambil lesehan dan menikmati sejuknya udara di bawah pohon.
KONDISI JALAN
Kondisi jalan menuju Coban Lawe hanya bisa dilalui dengan kendaraan roda dua, sekitar 500 meter dari jalan raya (pertigaan depan Kantor desa Krisik) kondisi jalan masih belum dimakadam sehingga ini akan menyulitkan pengendara untuk naik. Kemudian jalan yang berada di tengah hutan pinus hanya jalan setapak, sudah bisa dilalui dengan kendaraan roda dua namun harus dengan kehati-hatian, jika ceroboh tidak menuntut kemungkinan terpeleset dan juga masuk jurang.
KONDISI COBAN LAWE
Setelah menempuh perjalanan yang sulit dan perjuangan yang luar biasa, sesampainya di air tejun jerih payah tersebut akan hilang dan berganti kekaguman akan keindahan air terjun. Kondisi secara keseluruhan coban lawe masih alami, di sekitar air terjun masih ditumbuhi berbagai macam tumbuhan liar. Suara kicauan burung sesekali berdendang mengikuti alunan butiran air yang jatuh dari ketinggian. Keadaan air sangat jernih ibarat air AQUA yang siap diminum. Bulir-bulir air yang menerpa wajah ibarat selendang bidadari yang diusapkan ke wajah kita yang membuat kita enggan beranjak untuk meninggalkannya. Sepoi angin yang berhembus seakan mendorong diri untuk bermalas-malasan pergi dan ingin tetap menikmatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar